Friday 22 July 2016

Lebih penting jadi yang Terbaik atau Berbeda ?

Standard


Pernah ngerasain gak, yang namanya seneng banget sampe gak tau lagi gimana caranya buat ngebagi kebahagiaan itu sendiri. Rasanya terlalu seneng sampe pengen meledak, ketika semua doa lu menjadi kenyataan. Doa yang selama ini cuma berani lu sebut didalem kamar, seperti nyanyian yang diiringi dentingan atap yang bocor. Doa yang selalu jadi motivasi lu untuk jadi lebih... engga, maksud gue jadi yang paling baik. Kalimat itu yang ngebuat gue gak mau untuk sekedar jadi yang lebih, gue harus diatas kata lebih. Terdengar arogan sih, tapi saat itu gue cuma berpikir kalau 'tujuan' gue akan datang ketika gue berada diatas segalanya. 

Mungkin jadi yang paling baik emang susah, tapi gue baru tau kalau menjadi yang paling beda untuk diingat jauh lebih mudah dan lebih membahagiakan. Gua emang gak jadi yang paling baik kalau gue beda, tujuan gue pun gak menghampiri karena itu. Tapi ada kebahagiaan yang lebih berarti ketika orang-orang yang lu sayang tetap mengingat lu dengan apa yang lu hasilkan, bukan apa yang lu raih.

Dan gue juga sekarang baru sadar, kalo berusaha terlihat sempurna demi jadi yang terbaik itu salah. Karena itu berarti gue harus siap kehilangan orang-orang yang menganggap gue diatas segalanya ketika kekurangan gue muncul. Dengan kata lain, gue membiasakan orang-orang dekat dengan gue bukan karena tulus, tapi karena kebutuhan. 

Sekarang, beberapa harapan yang tergantung dilangit-langit kamar gue mulai berkurang. Ada beberapa yang terwujud, dan ada yang dengan sukarela gue mengikhlaskannya. Bukan karena gue nyerah, tapi gue sadar kalau bukan ini yang gue butuh sekarang. Gue percaya, suatu saat nanti Tuhan akan ganti harapan yang gue copot itu dengan yang lebih pantas buat gue.

Jadi, kalau kalian punya impian dan harapan, jadiin itu sebagai motivasi.. Perbaiki diri, dan yakinin Tuhan kalau kamu pantas dapetin itu. Kayak satu kaliat yang paling gue suka, "Pergi ke barat untuk menyerang timur", silahkan diartikan sendiri maksudnya.