Duuuu seharusnya tuh ya sekarang gue lagi mikirin bagaimana gue melanjutkan masa depan gue setelah lulus kuliah. Setelah terjadi baku hantam jiwa dan raga dengan tugas akhir. Dari yang nangis gara-gara kehabisan waktu buat ngejar dateline, sampe kehabisan waktu ngejar gebetan ewwww.....
Semua target-target yang gue buat pada akhirnya tercapai dengan semua tekad dan impian yang gue gantung di langit-langit kamar gue. Tapi, ada beberapa impian yang justru waktunya habis ketika gue lulus dan harus segera dilikuidasi, diikhlaskan, dan di "yaudah" in aja. Sama kayak target yang udah gue buat, gue juga bikin batasan waktu yang gue pakai untuk mencapai target gue. So someday, kalau suatu saat gue merasa lelah, sangat lelah, gue bakalan berhenti.
Semua target-target yang gue buat pada akhirnya tercapai dengan semua tekad dan impian yang gue gantung di langit-langit kamar gue. Tapi, ada beberapa impian yang justru waktunya habis ketika gue lulus dan harus segera dilikuidasi, diikhlaskan, dan di "yaudah" in aja. Sama kayak target yang udah gue buat, gue juga bikin batasan waktu yang gue pakai untuk mencapai target gue. So someday, kalau suatu saat gue merasa lelah, sangat lelah, gue bakalan berhenti.
Mungkin gue bakalan putar haluan mencari jalan yang lain, menenangkan diri sambil memikirkan kembali, impian apa yang bakalan gue kejar sekarang sembari gue memperbaiki diri. Dan suatu hari nanti gue bakalan kembali ke jalan sebelumnya dengan melenggang tjantik. Bukan untuk menetap, hanya sekedar lewat kembali untuk mengingatkan gue bahwa gue pernah menempuh jalan itu sebelumnya. Jalan yang membuat gue mengerti kalau itu bukan untuk gue, bukan kapasitas gue, atau mungkin belum waktunya gue berada disana.
Jujur aja, sampe sekarang gue sendiri masih bingung mimpi gue itu apa. Kerja udah sebagai akunting, tapi kadang pengen yang lain. Cita-cita gue bisa aja berubah dalam hitungan detik. Pengen jadi reporter, yang kerjanya kesana kemari cari berita, karena gue demen banget ngegosip, gak cuma duduk depan laptop aja. Pengen jadi polisi biar bisa lari-larian ngejar maling ayam, keren aja gitu. Pengen jadi dokter bedah, karena suka banget liat video bedah pasien. Pengen jadi jaksa biar bisa usut-mengusut kasus, menjadi cool dengan seragam dan segala wibawanya. Pengen jadi psikolog biar bisa menilai orang, karena kadang mendengarkan masalah orang lain bisa buat kita belajar banyak hal juga. Banyak banget kan ? Dan gak ada yang masuk akal. Karena itu semua beda bidang sama yang gue ambil waktu kuliah. Jangan heran, karena itu semua gara-gara gue kebanyakan nonton drama korea.
Eh, ada sih yang masuk sama bidang gue, cuma jauh banget perjalanannya. Gue pengen banget kerja dikantor pajak. Ini gara-gara gue dulu pernah magang disana dan kenal orang-orang disana. Gue kagum banget sama mereka yang cerdasnya dewa. Bahkan sampe sekarang gue masih kadang ketemu sama pembimbing gue disana kalau ada tugas kantor ke kantor pajak, dan masih bikin gue takjub dengan orang-oran yang kerja disana. Tapi sayang, buat masuk kesana, kalo gasalah nih ya, harus lulusan dari STAN (bisa kuliah disana aja udah prestasi banget), terus ikut CPNS dan masuk golongan kriteria tertentu, barulah bisa ikut tes buat masuk Kemenkeu. Jauh bukan ?
Tenang, mimpi gue gak cuma satu, tapi ada bercabang-cabang. Mari kita mulai lakukan dari banyak hal sederhana yang paling dekat terlebih dahulu. Target gue untuk saat ini adalah pindah kerja. Mencari tempat ternyaman untuk bisa bekerja sambil belajar. Menikmati masa muda gue dengan mencoba setiap jalan yang ada.
Sebenarnya, yang ngebuat gue gencar mikirin mimpi gue akhir-akhir ini, bukan hanya karena gue baru lulus. Tapi karena gue berusaha mengalihkan fokus gue dari banyak pikiran yang aneh-aneh. Gue baru aja ngerelain harapan yang udah gue bopong-bopong selama 3 tahun. Yang ngebuat gue bertahan selama ini dengan penuh percaya diri "kalau gue bisa". Setelah selama itu gue meyakinkan diri gue dengan "Wike, yang ini mungkin benar, bersabar saja dulu. Jangan takut seperti yang lalu-lalu". Begitu terus, sampai akhirnya mimpi gue yang mulai meninggalkan gue, dipenghujung target waktu yang gue tentukan.
Jujur, saat ini gue masih dipenuhi rasa marah dan kecewa yang terlalu membebani gue. Habis ditutupi kebencian dan kata-kata kasar yang terpendam. Mencoba menunjuk sesuatu untuk bisa gue maki dan mencari pembenaran atas itu semua. Gue gak mau semakin tak terlihat digerogoti prasangka buruk dengan gue mimpi hal yang sama, yaitu ngelampiasin semua kemarahan dalam diri gue ke harapan yang meninggalkan gue. Dan itu bukan sekali-dua kali, tapi hampir setiap hari.
Semua masalah ini seperti air jernih yang tenang, tapi banyak kotoran yang mengendap didasarnya. Tidak ada penyelesaian, tidak ada klimaks, tapi terlalu rumit untuk disepelekan. Tenang, gue bisa memanfaatkan air jernih diatasnya dan membuang kotoran yang mengendapnya sendirian. Yang gue butuhkan cuma kesabaran buat memastikan semua kotoran itu benar-benar mengendap dan airnya benar-benar jernih.
Gue cuma bisa tarik nafas dalam-dalam, dan meyakini diri kembali "ooh ternyata yang ini masih salah wike, gapapa".
Sulit rasanya membiarkan ini semua gitu aja tanpa ada kata "kenapa?". Makanya sekarang gue berusaha menyibukkan diri, menghindari sosmed sebisa mungkin. Butuh waktu lama, tapi gue yakin bisa sampai benar-benar terlepas dari semua ini. Yang perlu gue lakuin sebenernya cukup memaafkan diri sendiri aja. Karena ternyata gue bersandar pada sesuatu yang rapuh. Memilih tempat yang salah untuk waktu yang lama. Berterimakasih pada apa yang mengajarkan gue kalau gue bisa dapetin apa yang gue mau selama gue yakin.
Perjalanan gue masih panjang, mungkin aja di masa depan salah satu dari sederetan cita-cita absurd gue diatas bisa jadi kenyataan. Apa yang terjadi saat ini, bisa jadi gue tertawakan di masa mendatang.