Ada hikmah dibalik setiap kesusahan.
Mungkin ini istilah yang tepat buat para mahsiswa ekstensi yang telah berhasil
melewati jembatan tugas akhir, yang udah kayak jembatan benteng takeshi.
Sebenernya kali ini saya mau bahas tentang perancangan ERD, hasil dari apa yang
saya buat di tugas akhir saya. Mungkin memang belum sempurna, karena angkatan
saya termasuk tahun pertama yang menggunakan metode UML (Unified Modelling
Language) dalam perancangan, yang sebelumnya menggunaka DFD (Data Flow
Diagram). Dan ternyata banyak banget “peraturan-peraturan”
dalam pembuatan ERD yang baru saya
tau setelah ngegarap tugas akhir ini.
Menurut saya ERD ini merupakan permulaan
yang paling awal banget dalam perancangan database. Karena ini bakalan
berlanjut menjadi LRS (Logical Record
Structure), Spesifikasi File, user
interface, hingga hasil output yang berupa data maupun laporan. Jadi, kalau
ERD aja kamu masih salah terus, otomatis tahap-tahap berikutnya pun pasti
berubah lagi. Mari kita mulai.
Langkah
1 :
|
Tentukan
dokumen keluaran dan dokumen masukan yang akan kamu gunakan. Masih inget kan
rumusnya
Contoh 1,
Jika saya akan membuat ERD untuk data
master. Apakah master mempunyai dokumen masukan dan keluaran? Bukannya itu
merupakan data yang didapat dan dihasilkan untuk internal perusahaan?
Yak, bener banget. Data master emang gak
ada dokumen masukan dan keluaran. Yang ada hanya data dan daftar. Tapi
ingat ya, ini hanya untuk data master. Berikut contoh dari data master yang
akan dibuat.
Dokumen masukan : Data User
Id_user :
FNC01
nm_user :
WIKE
password :
xxxxxxxxx
jabatan :
Staff
hak_akses :
Finance
Id_user : FNC02
nm_user :
RESI
password :
xxxxxxxxxx
jabatan :
Kabag
hak_akses :
Finance
Dokumen Keluaran : Daftar User
No
|
Id
User
|
User
Name
|
Access
|
1
|
FNC01
|
WIKE
|
Finance
|
2
|
FNC02
|
RESI
|
Finance
|
Contoh 2,
Yang diatas masih sederhana, karena Cuma
data master aja. Kali ini coba saya kasih langsung transaksinya biar kamu bisa
lihat perbandingannya. Saya akan buat transaksi pembelian yang dokumen
masukannya berasal dari form purchase request.
Dokumen masukan:
Dokumen keluaran:
Pasti menurut kalian ini ribet banget kan?
Kenapa sih gak langsung aja tulis di ERD nya? Lagian isinya kan gak bakal
ditampilin, toh Cuma buat database aja...
Sama... saya juga mengeluh kayak gitu waktu
pembimbing saya minta buat ini. Ditagihin terus tapi gak dibuat juga. Akhirnya
revisi berkali kali, dan pemborosan.
Penting banget buat kalian tau database
macem apasih yang akan kalian buat. Isinya akan kalian rancang seperti apasih.
Dan apa makna dari primary key yang udah kalian tentuin. Semua itu berguna buat
nentuin size dari jumlah record yang akan kamu buat.
Dari contoh 1 tabel diatas bisa kalian
lihat primary key nya ada pada id_user. Formatnya saya buat FNC01 yang
berarti, user merupakan bagian finance nomor 01. Apakah hanya finance aja ?
Tidak, saya buat rule dengan menggunakan kode berdasarkan hak aksesnya. Jika
hak aksesnya bagian Purchasing, maka id_user akan diawali dengan PRC01. Ingat
ya, pasti ada makna dan rule dalam menentukan primary key, gak bisa ajaib
tiba-tiba muncul. Data-data diatas emang
gak akan kamu masukkan di ERD, tapi kamu bakalan merasakan, betapa mudahnya
melanjutkan LRS, Spesifikasi file dan bla bla bla, hanya dengan menyalin dari
data yang kamu buat.
Langkah
2
Normalisasikan dari entitas yang ada pada
tabel diatas. Tulis dulu semua nama entitas dikertas, kemudian coret yang nama
entitasnya sama.
Contoh 1
Contoh 2
Langkah
3
Coret entitas dengan makna yang sama hingga
seperti dibawah ini:
-Nama barang,
seperti contoh yang diawal tadi, dengan adanya data master akan memudahkan kita
untuk tidak perlu lagi megetik nama barang yang akan memungkinkan adanya perbedaan
dalam penulisan nama barang. Nama barang
dan unit merupakan bagian dari data
master barang. Jadi yang perlu kita masukkan cukup primary key dari master
barang, yaitu id barang atau kode
barang. Dengan begitu nama barang dan unit barang akan terisi otomatis.
-Supplier,
alasannya sama seperti sebelumnya, kita hanya perlu memanggil primary key
dari data masternya yaitu id supplier
atau kode supplier
-Subtotal,
ini merupakan total sementara yang
menurut saya gak perlu dimasukkan ke database. Kenapa? Karena kita hanya perlu
membuatkan rumus perkalian qty dengan harga untuk menampilkan subtotal. Tidak perlu dibuatkan entitas
tersendiri
Langkah 4
setelah dicoret-coret, dan diubah-ubah, tulis kembali
entitas yang sudah sesuai. Hasilnya akan seperti berikut
Nah setelah perjalanan panjang menyusun entitasnya, kamu
udah punya 5 tabel. Tinggal disesuaikan aja penamaan entitasnya. Pada tabel purchase order detail saya tambahkan
entitas no pr sebagai relasi antara
purchase request dengan purchase order. Jadi barang yang dipesan pada purchase order harus me-reffrence kepada purchase request yang dibuat.
Selamat mencoba..
Ada hikmah dibalik setiap kesusahan.
Mungkin ini istilah yang tepat buat para mahsiswa ekstensi yang telah berhasil
melewati jembatan tugas akhir, yang udah kayak jembatan benteng takeshi.
Sebenernya kali ini saya mau bahas tentang perancangan ERD, hasil dari apa yang
saya buat di tugas akhir saya. Mungkin memang belum sempurna, karena angkatan
saya termasuk tahun pertama yang menggunakan metode UML (Unified Modelling
Language) dalam perancangan, yang sebelumnya menggunaka DFD (Data Flow
Diagram). Dan ternyata banyak banget “peraturan-peraturan”
dalam pembuatan ERD yang baru saya
tau setelah ngegarap tugas akhir ini.
Menurut saya ERD ini merupakan permulaan
yang paling awal banget dalam perancangan database. Karena ini bakalan
berlanjut menjadi LRS (Logical Record
Structure), Spesifikasi File, user
interface, hingga hasil output yang berupa data maupun laporan. Jadi, kalau
ERD aja kamu masih salah terus, otomatis tahap-tahap berikutnya pun pasti
berubah lagi. Mari kita mulai.
Langkah
1 :
|
Tentukan
dokumen keluaran dan dokumen masukan yang akan kamu gunakan. Masih inget kan
rumusnya
Contoh 1,
Jika saya akan membuat ERD untuk data
master. Apakah master mempunyai dokumen masukan dan keluaran? Bukannya itu
merupakan data yang didapat dan dihasilkan untuk internal perusahaan?
Yak, bener banget. Data master emang gak
ada dokumen masukan dan keluaran. Yang ada hanya data dan daftar. Tapi
ingat ya, ini hanya untuk data master. Berikut contoh dari data master yang
akan dibuat.
Dokumen masukan : Data User
Id_user :
FNC01
nm_user :
WIKE
password :
xxxxxxxxx
jabatan :
Staff
hak_akses :
Finance
Id_user : FNC02
nm_user :
RESI
password :
xxxxxxxxxx
jabatan :
Kabag
hak_akses :
Finance
Dokumen Keluaran : Daftar User
No
|
Id
User
|
User
Name
|
Access
|
1
|
FNC01
|
WIKE
|
Finance
|
2
|
FNC02
|
RESI
|
Finance
|
Contoh 2,
Yang diatas masih sederhana, karena Cuma
data master aja. Kali ini coba saya kasih langsung transaksinya biar kamu bisa
lihat perbandingannya. Saya akan buat transaksi pembelian yang dokumen
masukannya berasal dari form purchase request.
Dokumen masukan:
Dokumen keluaran:
Pasti menurut kalian ini ribet banget kan?
Kenapa sih gak langsung aja tulis di ERD nya? Lagian isinya kan gak bakal
ditampilin, toh Cuma buat database aja...
Sama... saya juga mengeluh kayak gitu waktu
pembimbing saya minta buat ini. Ditagihin terus tapi gak dibuat juga. Akhirnya
revisi berkali kali, dan pemborosan.
Penting banget buat kalian tau database
macem apasih yang akan kalian buat. Isinya akan kalian rancang seperti apasih.
Dan apa makna dari primary key yang udah kalian tentuin. Semua itu berguna buat
nentuin size dari jumlah record yang akan kamu buat.
Dari contoh 1 tabel diatas bisa kalian
lihat primary key nya ada pada id_user. Formatnya saya buat FNC01 yang
berarti, user merupakan bagian finance nomor 01. Apakah hanya finance aja ?
Tidak, saya buat rule dengan menggunakan kode berdasarkan hak aksesnya. Jika
hak aksesnya bagian Purchasing, maka id_user akan diawali dengan PRC01. Ingat
ya, pasti ada makna dan rule dalam menentukan primary key, gak bisa ajaib
tiba-tiba muncul. Data-data diatas emang
gak akan kamu masukkan di ERD, tapi kamu bakalan merasakan, betapa mudahnya
melanjutkan LRS, Spesifikasi file dan bla bla bla, hanya dengan menyalin dari
data yang kamu buat.
Langkah
2
Normalisasikan dari entitas yang ada pada
tabel diatas. Tulis dulu semua nama entitas dikertas, kemudian coret yang nama
entitasnya sama.
Contoh 1
Contoh 2
Langkah
3
Coret entitas dengan makna yang sama hingga
seperti dibawah ini:
-Nama barang,
seperti contoh yang diawal tadi, dengan adanya data master akan memudahkan kita
untuk tidak perlu lagi megetik nama barang yang akan memungkinkan adanya perbedaan
dalam penulisan nama barang. Nama barang
dan unit merupakan bagian dari data
master barang. Jadi yang perlu kita masukkan cukup primary key dari master
barang, yaitu id barang atau kode
barang. Dengan begitu nama barang dan unit barang akan terisi otomatis.
-Supplier,
alasannya sama seperti sebelumnya, kita hanya perlu memanggil primary key
dari data masternya yaitu id supplier
atau kode supplier
-Subtotal,
ini merupakan total sementara yang
menurut saya gak perlu dimasukkan ke database. Kenapa? Karena kita hanya perlu
membuatkan rumus perkalian qty dengan harga untuk menampilkan subtotal. Tidak perlu dibuatkan entitas
tersendiri
Langkah 4
setelah dicoret-coret, dan diubah-ubah, tulis kembali
entitas yang sudah sesuai. Hasilnya akan seperti berikut
Nah setelah perjalanan panjang menyusun entitasnya, kamu
udah punya 5 tabel. Tinggal disesuaikan aja penamaan entitasnya. Pada tabel purchase order detail saya tambahkan
entitas no pr sebagai relasi antara
purchase request dengan purchase order. Jadi barang yang dipesan pada purchase order harus me-reffrence kepada purchase request yang dibuat.
Selamat mencoba..
0 komentar:
Post a Comment